Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (National Library of The Republic of Indonesia) (BAHASA INDONESIA) -PART 2 : FASILITAS PERPUSNAS-



Postingan ini merupakan lanjut dari postingan sebelumnya dan merupakan bagian terakhir. Silahkan membaca dulu Part 1 apabila belum kalian baca. Okayyy.


Setelah pengunjung terdaftar menjadi anggota Perpusnas, maka tahap selanjutnya pengunjung dapat mengunjungi dan meminjam buku di perpustakaan. Keterangan tiap lantai dapat dilihat pada papan direktori di lantai 1 –di postingan sebelumnya sudah aku jelaskan- dan di tiap-tiap lantai pun ada petunjuk direktori.

Akses menuju tiap lantai menggunakan lift. Ada lima lift pengunjung di dalam Perpusnas ini dari lift A-E. Lift ini merupakan akses utama di Perpusnas dan pengunjung harus sabar menunggu giliran untuk memakai lift. Menurutku, lift ini cukup ramai walaupun sudah terdapat lima lift terutama pada saat weekend. Waktu tunggu lift kurang lebih 1-3 menit tergantung dengan ramainya pengunjung. Di tiap lantai setelah keluar lift, pengunjung dapat melihat dekorasi karya seni seperti kaligrafi yang ditempelkan di dinding.

Aku hanya sempat mengunjungi beberapa lantai karena waktu kunjungan pada saat weekend terbatas. Aku memilih beberapa lantai yang menurutku cukup menarik. Lantai yang aku kunjungi antara lain lantai 8 yaitu lantai layanan koleksi audiovisual. Di lantai 8 ini, pengunjung dapat melihat dan meminjam berbagai macam kaset, CD, DVD, dan hal-hal yang berkaitan dengan audiovisual lainnya. Berbagai macam jenis film ada di lantai Perpusnas ini antara lain horror, action, drama, komedi dan berbagai macam jenis musik seperti pop, rock, jazz, keroncong, dangdut, anak, dan daerah.


Di lantai ini juga terdapat ruangan untuk memutar CD, DVD, dan kaset yang dapat dipinjam oleh pengunjung. Ruangan ini dilengkapi dengan komputer dan disertai dengan kursi yang nyaman. Tempat ini benar-benar tempat yang cocok bagi pengunjung yang ingin menghabiskan waktu dengan menonton film atau mendengarkan musik.


Lantai 9 merupakan lantai layanan koleksi naskah nusantara. Di lantai ini terdapat berbagai contoh naskah nusantara misalnya Kitab Sutasoma dan gurindam dua belas -ya gurindam dua belas, yang kerap kali disebut di ujian Bahasa Indonesia-, di lantai inilah aku melihat secara langsung bentuk gurindam dua belas. Pengunjung bisa meminjam naskah nusantara ini dengan terlebih dahulu menghubungi penjaga Perpusnas di lantai 9.


Selanjutnya lantai 14, lantai 14 merupakan lantai layanan koleksi buku langka. Di lantai ini pengunjung dapat melihat koleksi buku langka. Buku langka di lantai ini tidak boleh langsung disentuh oleh pengunjung karena buku yang terdapat di lantai ini kebanyakan sudah cukup rapuh dan tentu saja langka.


Pengunjung dapat meminjamnya dengan terlebih dahulu melapor dan menanyakan ketersediaannya kepada petugas karena buku langka ini sangat dijaga agar tidak rusak. Di lantai 9 ini juga aku melihat koleksi buku ensiklopedia Islam -menarik sekali bukan?- dan buku tentang Supersemar.


Selanjutnya lantai 16, lantai 16 merupakan lantai layanan koleksi foto, peta, dan lukisan. Di lantai ini pengunjung dapat melihat berbagai hasil jepretan foto, ilustrasi, lukisan, dan peta. Pengunjung juga dapat meminjam dan menanyakan daftar koleksi kepada petugas.




Lantai 21-22 merupakan lantai layanan koleksi monograf terbuka. Di lantai inilah pengunjung dapat meminjam berbagai jenis buku. Di lantai ini pula terdapat banyak pengunjung yang mencari referensi untuk tugas, skripsi, tesis, dan juga disertasi. Desain lantai ini juga sangat menarik dan tidak membosankan.



Suasana perpustakaan yang tenang dan nyaman sangat cocok sekali bagi pengunjung yang ingin menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas di lantai ini. Pengunjung dapat mengerjakan tugas di gadget tanpa harus takut kehabisan baterai karena di Perpusnas terdapat banyak charging station termasuk di lantai ini. 


Selanjutnya adalah lantai 24. Lantai terakhir yang aku kunjungi di Perpusnas ini merupakan lantai layanan koleksi budaya nusantara dan executive lounge. Di lantai ini pengunjung dapat melihat kain-kain nusantara seperti songket dan ulos serta warisan nusantara lainnya. Pengunjung juga dapat menikmati angin di koridor sambil melihat indahnya kota Jakarta dan Monumen Nasional. Pengunjung diberi kesempatan selama kurang lebih 10-15 menit untuk berfoto dan menikmati pemandangan di koridor lantai 24 Perpusnas ini. 


Selain lantai-lantai tersebut, ada beberapa fasilitas lain yang dapat pengunjung nikmati apabila sudah menjadi anggota Perpusnas yaitu fasilitas wifi yang cepat -untuk password wifi silahkan langsung berkunjung ke sana dan bertanya kepada petugas disana yaaa-, mushola yang nyaman di lantai 6, dan kantin yang bersih dengan harga standar dan rasa yang cukup enak di lantai 4. Aku memesan ayam geprek biasa seharga Rp 17.000 dan ayam geprek mozzarella seharga Rp 20.000.


Perpusnas juga memiliki ruang baca VIP bagi pengunjung yang ingin membaca di ruangan khusus untuk dirinya sendiri, ruangan diksusi kelompok bagi kalian yang ingin berdiskusi dengan jumlah maksimal 3 orang di satu ruangan, dan berbagai ruang pertemuan, serta ruang teater. Ruang teater ini terdapat di lantai 2, dan pada hari-hari tertentu Perpusnas mengadakan acara nonton bersama di ruangan teater ini dan tentunya tanpa dikenakan biaya alias gratis. Perpusnas juga sering kali mengadakan berbagai seminar yang mengundang tokoh-tokoh ternama tanpa biaya pendaftaran.

Kesimpulan dari review aku kali ini adalah Perpusnas merupakan tempat wajib yang kalian kunjungi apabila kalian di Jakarta. Perpusnas merupakan tempat yang baik untuk sekadar jalan-jalan weekend atau untuk menghabiskan waktu untuk mencari referensi dan mengerjakan tugas. Untuk info lebih lanjut, kalian dapat mengunjungi beberapa sosial media Perpusnas.

Website     : www.perpusnas.go.id 
Twitter      : @perpusnas1
Instagram   : @perpusnas.go.id
Facebook   : @ayokeperpusnas
Call            : 021 3154864


"Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan Perpustakaan" - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

#ayokeperpusnas 

Comments