Gunung Gede : Perjalanan Singkat Menyegarkan Pikiran (Mountain)

Halo, teman-teman. Setelah sekian lama perjalanan ini! Baru sempat menulis ini sekarang. Di postingan kali ini aku akan menceritakan pengalaman perjalananku menuju Gunung Gede, Jawa Barat, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Awal perjalanan ini dimulai dari keinginan liburan singkat Sabtu-Minggu namun berkesan. Akhirnya aku dan teman kosku yang sama-sama hobi jalan kemana aja melakukan perjalanan ini. Perjalanan menuju Gunung Gede ini aku lakukan bersama dengan jasa agen perjalanan yaitu Boam Discovery (thank you!). Alasan aku memilih ini karena ga ada yang mau diajakin ke gunung, susah cari teman yang mau diajak ke gunung, dan yang jelas ga ribet. Aku hanya perlu bawa perlengkapan pribadi dan ga perlu repot mikir dan lain-lainnya, selain itu bisa menambah teman baru.


Perjalanan ini dimulai Jumat, 26 Oktober 2018, selesai bekerja aku dan temanku bertemu di Terminal Kampung Rambutan hingga jam 21.00 WIB. Setelah berkumpul dan menyiapkan logistik, kami segera menuju ke Gunung Gede. Ada beberapa pilihan jalur Gunung Gede dan jalur yang kami pilih saat itu adalah jalur via Putri. Kira-kira jam 03.00 WIB, akhirnya kami sampai di pintu masuk Gunung Gede via Putri. Kami istirahat sebentar di Basecamp Putri hingga jam 06.00 WIB. Sabtu, 27 Oktober 2018, jam 06.00 - 06.30 WIB, kami persiapan trekking. Setelah persiapan, kami mulai trekking dimulai dari melihat pemandangan kebun warga hingga akhirnya pemandangan pepohonan tinggi dan lebat. Sesudah dzuhur sekitar jam 14.00 kami sampai di Alun-Alun Surya Kencana untuk camp.



Ada beberapa pos yang kami lewati selama perjalanan menuju Alun-Alun Surya Kencana yaitu pos 1 Legok Leunca (1.200 mdpl), pos 2 Buntut Lutung (2.300 mdpl), pos 3 Lawang Sekateng, pos 4 Simpang Maleber, dan pos 5 Alun-Alun Surya Kencana (2.750 mdpl). Perjalanan antar pos kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam. Di setiap pos kami istirahat kurang lebih 10 menit. Setiap pos tentunya mempunyai pedagang makanan dan minuman, lumayan untuk beristirahat sambil ngemil.



Pos 1 Legok Leunca- Pos 2 Buntut Lutung
Perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 masih semangat karena yahhh awal trekking. Tenaga masih ada. Jadi perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 ini belum terasa lelahnya. Tanah sepanjang jalur didominasi dengan tanah softsoil (pake istilah sipil gapapa lah ya, bingung eh deskripsiin nya gimana), jadi menurutku ga terlalu capek untuk jalan di jalur ini. Waktu perjalanan kurang lebih 1,5 jam.

Pos 2 Buntut Luntung - Pos 3 Lawang Sekateng
Perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 masih semangat bro! Bahkan menurutku, pos 2 menuju pos 3 terasa lebih cepat. Tanah sepanjang jalur ini masih didominasi dengan tanah softsoil dengan akar pepohonanWaktu perjalanan kurang lebih 1,5 jam. Kami beristriahat sambil menikmati gorengan dingin yang dijual oleh pedagang di pos.


Pos 3 Lawang Sekateng - Pos 4 Simpang Maleber
Perjalanan dari pos 3 menuju pos 4. Tanah sepanjang jalur ini masih didominasi dengan tanah softsoil dengan akar pepohonanWaktu perjalanan kurang lebih 1,5 jam. Perjalanan dari pos 3 menuju pos 4 ini yang bikin aku pengen balik. Pengen turun. Ga sampe-sampe. Nanjak terus. Makin nanjak pokoknya. Pemandangan pun cuma pohon tinggi. Namun, apa daya diri ini udah sampe di atas. Turun ga bisa dan diam pun nambah ga bisa. Alhasil, dengan mengumpulkan seluruh tenaga, aku akhirnya tetep naik. Perlahan-lahan namun pasti. Hal lain yang membuatku semangat yaitu melihat ibu-ibu dan bapak-bapak yang udah cukup berumur namun masih semangat naik gunung. Duh masa aku kalah! Anak kecil bersama orang tuanya pun ada. Pokoknya bisa!


Pos 4 Simpang Maleber - Pos 5 Alun-Alun Surya Kencana
Perjalanan dari pos 4 menuju pos 5. Waktu perjalanan kurang lebih 1,5 jam. Tanahnya mulai berbatu. Hal ini menyebabkan fisikku semakin lelah. Duh, aku ingin menyerah rasanya. Namun, Alun-Alun Surya Kencana menunggu di depan mata. Duh gimana. Aku tak sabar bertemu dengan bunga edelweiss dan tanah lapang yang sangat luas yang ukurannya yang katanya berkali-kali ukuran Gelora Bung Karno. Namun, disisi lain sudah lelah. Kabut pun mulai menyambut lembut. Udara makin dingin. Pertanyaan seperti "Kapan ya Surya Kencana?" atau "Duh, masih lama ga ya?" rasanya sudah berkali-kali aku ucapkan. Mentalku benar-benar diuji saat itu.



Perjalanan via Putri yang sejak dari tadi menanjak terus dan tidak memberikan bonus seperti air terjun ataupun jalanan landai akhirnya memberikan sedikit jalan landai saat mendekati Alun-Alun Surya Kencana. Saat itu rasa gembira benar-benar tak tertahankan. Tak terasa terucap "Akhirnya ya Allah, sampe juga". Campur aduk antara senang karena sudah sampai tempat camp, senang juga bisa melihat indahnya Alun-Alun Surya Kencana yang dihiasi hamparan bunga edelweiss menutupi rasa lelahku. Namun sayangnya, pada saat itu bunga edelweiss nya belum berbunga. Namun, tetap saja indah sepanjang mata ini memandang.





Akhirnya sekitar jam 15.00 WIB, kami mendirikan camp di Alun-Alun Surya Kencana dan beristirahat diiringi dengan hujan di Alun-Alun Surya Kencana. Udara dingin pun semakin menjadi sehingga benar-benar memanjakan waktu peristirahatan ini.



Sekitar jam 20.00 WIB aku dibangunkan untuk makan malam. Terima kasih kepada Boam yang telah menyediakan capcay yang hangat untuk makan malam dikala hujan. Sambil terkantuk-kantuk, aku mengunyah makanan. Setelah kenyang, aku melanjutkan tidur. Hahahaha. Eat sleep repeat.

Minggu, 28 Oktober 2018, sekitar pukul 04.00 WIB, kami bangun, makan pisang bakar, dan persiapan summit attack ke puncak Gunung Gede. Sekitar jam 06.30 WIB akhirnya, kami sampai di puncak Gunung Gede. Alhamdulillah ya Allah akhirnya sampai puncak Gunung Gede (2.958 mdpl). Saat itu adalah weekend sehingga di puncak Gunung Gede terdapat banyak pendaki. Namun sayangnya, di atas sedikit berkabut sehingga tidak bisa melihat langsung puncak Gunung Pangrango di sebelah Gunung Gede.





Puncak Gunung Gede tidak terlalu luas namun cukup indah. Saat di puncak yang terlintas di pikiran adalah "Ya Allah ini bagus banget, tapi lelah. Hahaha" . Lautan awan dan sunrise menyambut. Sungguh indah puncak Gunung Gede pagi itu.

Setelah puas menikmati puncak Gunung Gede, sambil makan pop mie, chill chill dikit, dan bercengkrama dengan temanku sambil melihat pendaki lain mengabadikan momen berharga di puncak Gunung Gede. Akhirnya, aku turun kembali menuju camp sekitar jam 08.00 WIB. Setelah sampai camp, aku disambut dengan makanan yang sudah siapkan oleh agen Boam (thank you again!). Hidangan saat itu adalah daging panggang dengan sayuran, teh tarik, dan kopi susu. 





Setelah puas menikmati sarapan. Aku dan temanku menuju ke Alun-Alun Surya Kencana untuk menikmati pemandangannya. Saat itu Alun-Alun Surya Kencana sedang berkabut. Kami sejenak duduk menikmati pemandangan dan mengabadikan momen disini.




Setelah puas, kami pun kembali ke camp untuk makan siang bersama. Menu makan siang saat itu adalah sayur sop dengan bakso, sosis goreng, dan sambal bawang (Thank you Boam!). Aku yang dari awal menahan diri untuk tidak makan sambal agar tidak repot dengan urusan perut, akhirnya tergoda juga untuk makan sambal. Alhasil sepanjang perjalanan turun, aku menahan perut ini. Hahaha.



Sesudah santap siang, akhirnya kami persiapan untuk turun. Aku pada saat itu sangat optimis bahwa saat turun akan lebih cepat daripada naik. Namun, apa daya hujan yang sangat deras disertai dengan petir menahan kami untuk segera turun dan menyebabkan jalanan licin sehingga pupuslah harapan untuk turun lebih cepat. Kami berteduh di satu naungan flysheet di kala hujan dengan tangan kami sebagai penyangganya. Duh romantis tapi pengen cepet turun. Hahaha. Teman kosku pun mengalami cedera ringan akibat terpeleset saat turun karena jalur yang semakin licin akibat hujan. Aku pun hampir terjatuh beberapa kali hingga pendaki lain yang melihat mengatakan "Hati-hati, Mbak. Licin". Iya siap Mas!

Perjalanan turun yang tadinya diharapkan sampai di Basecamp Putri sebelum maghrib, malah menjadi sesudah maghrib. Perjalanan trekking di kala malam memang memiliki nuansa yang berbeda. Rasanya aku hanya ingin jalan terus agar cepat sampai di basecamp. Apalagi pada saat itu aku ada di posisi tengah yang terpisah beberapa meter dengan temanku di belakang.

Akhirnya setelah, perjalanan trekking turun dengan istirahat yang tidak terlalu banyak kami semua sampai dengan selamat di Basecamp Putri. Alhamdulillah. Di dalam perjalanan pulang, kami pun menyempatkan diri untuk mampir ke Sate Maranggi untuk makan. Senin, 29 Oktober 2018 jam 03.00 WIB akhirnya aku dan temen kosku sampai di kosan dengan selamat. Jam 05.00 WIB di hari yang sama aku bangun untuk persiapan bekerja kembali di kantor. Luar biasa bukan!

Perjalanan singkat menuju Gunung Gede ini merupakan pengalaman yang luar biasa terlebih lagi hal ini aku lakukan tanpa mengambil cuti kerja. Gunung Gede via Putri ini merupakan jalur yang cukup menantang karena tidak ada bonus, sumber mata air pun sedikit, namun tenang saja ada pedagang makanan dan minuman. Sumber mata air ada di Alun-Alun Surya Kencana. Alun-Alun Surya Kencananya bagus banget. Terima kasih kepada semua teman seperjalananku menuju Gunung Gede. Dari kiri ke kanan Reza, Imah, Ami, Mba Hana, Bang Wawan, Dyah (temen kosku), aku, Fahrul, Bang Chandra, Bang Ipul, Bang Habib dan Bang Doger (juru masak yang tidak ada dalam foto. Terima kasih sudah membuat perut ini tetap kenyang). 



Sesungguhnya perjalanan singkat ini semakin membuat diri ini sadar bahwa diri ini tidak ada apa-apanya. Sungguh besar ciptaan Allah. Apalah yang patut aku sombongkan sebagai manusia yang kecil ini. Perjalanan ini bukanlah untuk menaklukan apapun, melainkan untuk menaklukan diri ini sendiri. Di Gunung Gede aku menaklukan mental yang hampir kalah akibat perjalanan yang ga sampe-sampe. Hahaha. Memang benar bahwa persiapan fisik perlu, namun persiapan mental dan memahami diri sendiri lebih amat sangat perlu karena hanya kita yang tau batasan diri kita ini. Semoga perjalanan menuju tempat-tempat indah ciptaan Allah selanjutnya akan terus berlanjut! Happy travelling! 



Location : Gunung Gede

Comments